Thursday, August 11, 2016

Memerangi Perang Harga

Gambar diambil dari guardvest.com 

Bismillah...
Ada yang nanya.
"Mas, Kirim.Email​ gitu muncul, harganya 3x - 6x lipat layanan lokal sejenis. Harganya malah mepet ke layanan luar negri.
Abis itu bayarnya bulanan lagi. Kok bisa banyak yang pake, sampe ribuan gitu?"
Saya salah satunya belajarnya sama sahabat saya: Rico Huang​.
Cari tulisan dan video beliau soal price war.
Tulisannya jangan dibacain aja ya, praktekin, ga usah banyak2, 1-2 jurus aja.
Intinya...
Ga ada yang menang dalam perang harga.
Kitanya rugi, rezeki kompetitor juga kita ganggu, produknya jadi hina, konsumennya ga dapet value yang bagus.
Bahkan konsumen bisa ga dapet produk sama sekali kalo kita sama kompetitor kita bangkrut akibat perang harga.
Ga ada yang menang.
Untuk memerangi perang harga:
PERTAMA: value kita harus bagus.
Pemahamannya bisa berguru ke sahabat saya: Rendy Saputra​.
Ini fundamental banget, karena bisnis itu esensinya adalah pertukaran value. Dan produk adalah SALAH SATU bagian dari value itu.
BUKAN SATU-SATUNYA.
Kita TIDAK PERNAH hanya jualan produk, catet.
KEDUA: Agar Valuenya bagus, Proses bisnis sama SDM juga harus solid dan seamless.
Disaat yang sama harus fleksibel.
(apa itu mas? kok banyak bahasa Inggrisnya? Mbuh lah Google aja, enak bilangnya, gaya.)
Saya selama 4 tahun ini dapet tempat duduk VVIP untuk belajar proses dan SDM bisnis langsung dari mas Jaya Setiabudi​ saat bareng2 bangun YukBisnis​.
Alhamdulillah, sebuah kemewahan banget untuk saya...
Ibarat Kalo di kelas, saya murid yg duduk paling depan dan yang bikin sekelas batal untuk pulang cepat karena terlalu banyak nanya.
Masalah bisnis yang paling menantang hanya akan 2 hal: masalah proses dan masalah SDM. - Hiten Shah​.
KETIGA: persepsi bagusnya pasar/ calon pembeli.
Mas J selalu nanya ke saya:
Bagus menurut siapa? Bener menurut siapa?
Inilah persepsi.
Tukang mainin persepsi ya siapa lagi? Ya belajar sama Dewa Eka Prayoga.
Persepsi adalah realita. Bangun dunia ideal yang ada di kepala kita ke dalam kepala calon pembeli kita.
KEEMPAT: Traffic dan aset.
Kuasai gimana cara datengin traffic dan bangun asset online.
Bahkan sebelum KIRIM.EMAIL berdiri, saya udah punya pembelinya.
karena saya punya aset: email list yang hubungannya sangat dekat dengan saya.
Saya tinggal tanya:
pengen apa?
Mereka jawab:
pengen bisa ngirim email kaya mas Fikry.
Ya saya penuhi.
*disclaimer:
contoh proses diatas adalah hasil oversimplifikasi saya pribadi. Tentusaja pertanyaannya ga kaya gitu dan jawabannya ga sesederhana itu.
Saya petik kata-katanya Steve Blank​:
Produk yang bagus adalah yang LAHIR DARI PASAR.
Jadi tugas kita adalah jadi BIDAN yang membantu lahiran produk, dari hasil percampuran antara masalah yang dihadapi dan solusi yang diharapkan pasar.
Bangun aset digital Anda sekarang.
Bagaimana caranya udah lengkap saya bongkar didalam KIRIM.EMAIL, daftar disini >> http://kirim.email
KELIMA: de-commodetized.
Ini apa lagi mas?
Ini bahasnya bisa satu tulisan sendiri, nantilah ya....
Saya belajarnya dari Jason Fried​.
Kok banyak banget yang mau dipelajari mas? Aku ga bisa diginiin...
Tiru mahasiswa: SKS.
Sistem Kebut Semalem.
Disitu mau ujian disitu belajarnya.
Bisnis itu cara belajar terbaik menurut saya ya kaya gitu.
Jangan dipelajari semua sekaligus.
Inovasi, tim yang solid dan bahagia, tools2 yang bagus, semua butuh duit.
Kalo kita perang harga, kita bisa kehilangan duit untuk membuat produk dan value yang bagus.
jangan perang harga!
Sekarang tinggal ikuti kata pemimpin kita:
Kerja, kerja, kerja!
Catatan: saya serius, bangun aset digital Anda sekarang walaupun belum memiliki produk. Saya sudah membahas lengkap bagaimana caranya didalam KIRIM.EMAIL. Daftar disini >> http://kirim.email
Selamat perang.
Sumber: email Fikry Fatullah

Share:

0 comments:

Post a Comment