Monday, August 15, 2016

Keliling Dunia Dalam 333 Hari


Bismillah...
Kali ini saya kedatangan seorang tamu yang sangat spesial:
Rani Aulia.
Mungkin Anda tidak pernah mendengar nama Rani sebelumnya.
Ia bukanlah seorang pebisnis online yang namanya sering muncul.
Bukan juga seorang influencer dengan jutaan follower atau fans.
Namun Ia baru saja pulang ke Indonesia setelah 333 hari mengelilingi dunia.
Dengan hanya tas ransel dan budget seadanya, Rani mengunjungi 22 negara,
dan pulang dengan segudang cerita.
Memang tema ini rada ga nyambung dengan Radio KBO yang biasanya membahas bisnis online.
Namun, benang merah dari setiap bisnis adalah keberanian.
Dan yang Rani lakukan sangat menginspirasi saya dan menimbulkan keberanian dalam hati saya.
Jadi, bagaimana Rani melakukannya?
Apa 5 negara favorit Rani? Kenapa?
Bagaimana Ia bisa keliling dunia dengan budget sangat terbatas dan tetep efisien?
Semua pertanyaan itu dan banyak lagi, akan terjawab dalam episode kali ini.
Siapkan catatan dan pegangan, karena ini adalah salah satu petualangan paling luar biasa yang pernah saya dengar.
Download dan dengarkan disini:
Sumber: email Fikry


Share:

Sunday, August 14, 2016

8 Hal Yang Paling Diinginkan Pembeli Anda

Bismillah…
Drew Eric Whitman didalam bukunya yang berjudul:
Cashvertising
Membangun metodenya ditengah 8 faktor pendorong alami manusia.
Iya menyebutnya Life Force 8 atau LF8.
Faktor pendorong ini secara alamiah langsung ada didalam diri manusia.
Artinya kita semua memilikinya.
Dan jika Anda bisa memahami dan menguasai cara memanfaatkan 8 faktor ini kedalam teknik penjualan Anda, insyaAllah iklan Anda akan jauh lebih baik setelahnya.
Kedelapan faktor itu adalah:
·         Rasa ingin bertahan hidup.
·         Menikmati makanan/ minuman.
·         Kebebasan dari rasa sakit, rasa takut, dan rasa bahaya.
·         Seks.
·         Kondisi hidup yang nyaman.
·         Perasaan untuk menang, merasa superior.
·         Perasaan dicintai, dan perlindungan orang-orang yang kita cintai.
·         Pengakuan sosial dari lingkungan.
Dengan kata lain, kedelapan elemen diatas adalah sesuatu yang diinginkan manusia, melebihi apapun dalam hidupnya.
Artinya, jika Anda menguasai bagaimana memicu elemen-elemen ini dari dalam hati manusia, Anda bisa membuat seseorang melakukan sesuatu.
Dan salah satu cara paling efektif memicu faktor pendorong diatas adalah dengan melalui kata-kata, atau copywriting.
Sumber: email Fikry

Share:

Friday, August 12, 2016

200 JUTA Dalam 7 Hari Melalui Affiliate Marketing


Bismillah…
Minggu lalu, saat peluncuran sebuah produk yang bernama Teemastery, ada seorang affiliate marketer yang menghasilkan hampir 1000 penjualan dan akhirnya menduduki puncak leaderboard affiliate.

Affiliate marketer yang saya maksud tidak lain adalah: Nofi Bayu Darmawan.
Mayoritas penjualan beliau saat event peluncuran Teemastery terjadi melalui Facebook. Karenanya episode kali ini akan banyak sekali membahas Facebook Ads, terutama metode retargeting baru yang diuji oleh Nofi.
Download, dengarkan, catat, pelajari, dan praktekkan, menurut saya semua yang ada disini akan mengubah cara Anda beriklan di Facebook untuk seterusnya.
Download dan dengarkan dibawah ini:
sumber: email Fikry


Share:

Facebook Marketing Tanpa Ads Bersama Dewa Eka Prayoga


Bismillah...
Kali ini Radio Kajian Bisnis Online kedatangan tamu sahabat saya, Dewa Eka Prayoga.
Kami akan membahas bagaimana perjalanan Dewa membangun aset di Facebook sampai sekarang berjumlah 70 ribuan member di grup dan sudah menghasilkan penjualan hingga ratusan juga rupiah dalam waktu kurang dari dua tahun.
Dan semua itu Ia lakukan tanpa menggunakan Facebook ads.
Bagaimana selengkapnya?
Download dan dengarkan dibawah ini:


sumber: email Fikry


Share:

Alternatif Membangun Database Online Selain Email


Bismillah…
Agan Khalid, seorang sahabat dan guru saya didunia internet marketing, baru saja melakukan perbandingan antara email marketing dengan 8 metode mengumpulkan database lain di internet.
Metode-metode yang ia bandingkan adalah:
1. Email
2. aMember (Membership)
3. Facebook Event
4. Blog
5. Forum
6. Akun Facebook biasa
7. Facebook Group
8. Facebook Page
9. Channel Telegram.
Apa pilihan dan kekurangan masing-masing?
Dan apakah benar email marketing lebih baik dari 8 saluran lain diatas?
Download dan dengarkan jawabannya dibawah ini:



Sumber: email Fikry
Share:

Banjir Fitur Keren di Launch Celebgramme V2


Hi Teman-Teman
Celebgramme V2 sudah Launch loh...
Tool yang sudah membantu Ribuan Instagrammers meningkatkan Popularitas, Engagements & tentunya MENAMBAH REAL FOLLOWERS mereka secara signifikan dalam Waktu Bulanan. Celebgramme di desain KHUSUS untuk 30 juta Instagrammers Indonesia yang didukung dengan Customer Service yang Professionals. Menjadikan Celebgramme sebuah tool yang dapat diandalkan kualitasnya. 
Karya anak bangsa kebanggaan Indonesia. 
Ini bukan jualan Followers. 
Tapi ini adalah tool Instagram yang membuat akun anda AKTIF 24 jam sehari
Daripada saya jelasin panjang lebar di email lebih baik kamu cek sendiri disini yah
FITUR KEREN Terbaru dari Celebgramme V2 :
·         FAST ( Full Auto Settings )
Fitur Special ini SANGAT Memudahkan anda untuk melakukan settings.
Hanya memerlukan 3 Menit, Pilih Target Kategori yang anda bidik. Klik Save & Start, Selesai.
·         Auto Like My Posts ( Post Like Booster - 30 likes/ new post )
Fitur Super Special ini bekerja seperti Booster & memberikan 30 Likes Otomatis untuk 3 Post Terakhir per HARI di masing-masing post.
·         Mention Followers & Followings ( Manual Settings )
Sekarang anda dapat melakukan Mention Followers atau Following anda di setiap Comment yang anda targetkan.
·         Auto Follow & Auto Unfollow ( Manual Settings )
Jika anda menghidupkan Fitur ini maka Saat Following anda mencapai 7000 akun anda akan otomatis melakukan Unfollow (setting full auto & setting manual), dan jika Following anda mencapai 20 (belum termasuk Whitelist) maka akun anda akan otomatis melakukan Follow kembali (setting full auto).
·         Blacklist & Whitelist
Sekarang anda dapat mem-blacklist atau whitelist spesifik usernames, sehingga akun anda selalu terjaga sesuai seperti yang anda kehendaki.
Anda bisa cek sendiri Video tutorialnya di link ini :
Dapatkan juga POTONGAN DISKON senilai Rp 850.000 khusus untuk anda.
Keren kan? Buruan cek ►► http://idt8.com/r/550/22161/ SEKARANG!!
Cek Linknya di atas yah ^_^
Salam hangat,



Share:

20 Kota Terbaik Di Indonesia Untuk Berbisnis


Bismillah...
Lingkungan yang mendukung adalah salah satu faktor pendorong cepatnya pertumbuhan bisnis Anda.
Lingkungan yang saya maksud mencakup:
·         Peraturan pemerintah di daerah tersebut.
·         Infrastruktur.
·         SDM.
·         Dan banyak lagi faktor lainnya.
Saya sering menanyakan ke diri saya sendiri, dimana saya harus tinggal untuk membangun bisnis saya?
Di kota mana bisnis saya akan tumbuh di titik paling optimalnya?
Dan pertanyaan saya terjawab dalam episode kali ini.
Beberapa waktu yang lalu majalah SWA melakukan survey untuk menemukan kota terbaik mana di Indonesia dimana bisnis Anda bisa bertumbuh dengan sangat baik.
Dan kali ini kita akan membahas apa saja kota tersebut, dan opini saya tentang beberapa kota yang Alhamdulillah sudah pernah saya singgahi.
Yang tidak kalah pentingnya adalah kenapa Anda harus hijrah atau merantau walaupun Anda bisa bekerja atau membangun bisnis Anda dari rumah.
Jadi, Anda sedang ingin hijrah atau merantau?
Atau mungkin ingin memulai bisnis?
simak audio dibawah ini:

sumber: email Fikry
Share:

Solusinya Lebih Mudah Daripada Yang Anda Kira

Gambar diambil dari ayopreneur.com

Goethe sangat terkenal dengan kutipan ini:
"Apa pun yang bisa Anda lakukan atau impikan, mulailah. Keberanian mengandung kejeniusan, kekuatan dan keajaiban di dalamnya."
Nasihat untuk memulai ini sangat penting.
Pernahkah Anda, atau mungkin seorang yang Anda kenal, berbicara tentang memulai sesuatu...
...tapi bertahun-tahun kemudian, ia masih belum mengambil langkah pertama?
Dan ketika Anda sudah memulai...
Anda tidak luput dari masalah yang sama.
Anda memulai sebuah proyek.
Di pagi hari Anda bersemangat, namun di titik tertentu pada siang hari, Anda menemui jalan buntu dan tidak tahu harus berbuat apa.
Terkadang perasaan buntu ini bertahan berminggu-minggu.
Solusi untuk keduanya hanya satu kata.
Mulai.
Kalau Anda seorang penulis, seperti saya, menulislah.
Jangan menunggu datangnya inspirasi.
Ambil secarik kertas dan pulpen. Atau buka dokumen baru, lalu mulailah mengetik. Setiap pesan email saya dimulai seperti itu. Buku saya rampung karena saya duduk dan menulis setiap hari hingga semua buah pikiran saya tertuang.
Awalnya apa yang Anda tulis mungkin tidak hebat.
Atau mungkin bahkan buruk.
Tapi tidak apa-apa.
Mulai saja.
Teruskan.
Dan jangan berhenti.
Hasilnya mungkin sampah.
Namun Anda punya kesempatan untuk merevisi, menyunting atau menulis kembali.
Seringkali, dengan memulai, Anda mendapat inspirasi baru.
Anda kemudian bisa membuang hasil karya yang pertama.
Lalu memulai lagi.
Bukan berarti karya awal sia-sia.
Karena hanya dengan memulai... maka akan terkuak langkah selanjutnya.
Menunggu hanya akan membuat Anda menunggu.
Dan menunggu lagi.
Terbuai dalam kenyamanan.
Kalau Anda punya cara untuk memulai, tapi tidak melakukannya juga? Sayangnya, Anda punya masalah yang lebih pelik dan mendalam. Sebelum Anda mengatasi itu, Anda tidak akan berhasil menerobos ke tahap berikutnya.

Sumber: email Hendry
Share:

Thursday, August 11, 2016

Cegah Komentar Spam Di Instagram Dengan Aplikasi Ini


Bismillah...
Jika Anda pengguna Facebook Ads aktif, atau mungkin Instagram, cepat atau lambat Anda akan merasakan yang namanya SPAM comment.
Komentar yang tidak semestinya.
Komentar-komentar seperti ini kadang isinya jualan.
Kadang hinaan.
Kadang hanya berisi negativitas yang tidak kita perlukan.
Bayangkan harus setiap kali Anda ngiklan di Facebook, Anda udah bayar. Eh orang lain promosi di bagian komentar Facebook Ads Anda.
Atau bayangkan Anda sudah bersusah payah membangun follower Instagram, trus setiap Anda posting foto, ada saja yang jualan juga.
Intinya, akan jauh lebih baik jika kita bisa mengendalikan komentar yang masuk ke Facebook Ads dan Instagram kita.
Ya kan?
Saya baru aja menemukan aplikasi yang bisa mengendalikan komentar yang muncul di Facebook dan Instagram Anda, dan Anda sendiri yang menentukan komentar mana yang muncul dan mana yang Anda hapus.
Nama aplikasinya adalah:

Hidy

Saat ini, aplikasi ini BELUM bisa digunakan secara umum.
Karenanya begitu dibuka, Anda akan jadi salah satu yang pertama menggunakannya.
Anda juga bisa mereferensikan teman-teman Anda untuk mendapatkan penawaran menarik dari Hidy.
Dan karena masih jarang yang tau, Anda masih bisa mendapatkan referensi yang lumayan banyak.
Sumber: email Fikry Fatullah
Share:

Cara Termudah Belajar Bisnis Online

Gambar diambil dari webloggerz.com

Bismillah...
1.    Cari 1 pebisnis online yang Anda percaya. Yang biasanya Anda model. Kita bilanglah namanya Andi.
2.    Cari tau siapa yang di follow Andi di Twitter, di Like, atau temen yang paling sering Andi komentarin di Facebook. Intinya, cari siapa tempat belajarnya Andi?
3.    Follow, LIKE, dan Temenan (kalau bisa) sama orang-orang yang di follow Andi tersebut. Join Facebook Groupnya, Like Facebook pagenya, subscribe Youtubenya, gabung group Telegramnya, dll.
4.    Dari semua gurunya Andi itu, cari 3 orang yang sering sharing, nulis, dan pilih yang tulisannya Anda suka.
5.    Baca tulisan masing2 dari 3 orang itu setiap minggu.
6.    PIlih SATU tulisan/ artikel dari artikel-artikel 3 pebisnis itu, Simpen di Evernote atau Simplenote dan PRAKTEKKAN PERSIS seperti apa yang tertulis.
7.    Tulis apa yang Anda pelajari setelah Anda praktekkan selama seminggu, tulis yang banyak dan detail. Kalau berhasil kenapa, kalau tidak kenapa? Kalau ada yang baru, apa? Jika ada yang menimbulkan pertanyaan, apa? Dll
8.    Kirim tulisan hasil belajar Anda kembali ke pebisnis yang Anda praktekkan tulisannya itu, bilang terima kasih. Boleh juga share tulisannya dan mention di Facebook/ Twitter, berikan value kembali ke penulis sekaligus sharing yang Anda praktekkan ke temen-temen Anda. Ini proses penting dalam pembelajaran.
9.    Minggu depannya pilih SATU artikel lagi, dan **PRAKTEKKAN PERSIS **seperti apa yang tertulis.
10. Ulangi, ulangi, ulangi.
Cobain...
Catatan: saya udah nyobain ini ke pebisnis online di dalam dan luar negri. Dan Alhamdulillah berhasil 22nya. Kecuali ya yg diluar negri nulisnya ya dalam bahasa Inggeris.
Catatan lagi: artikel juga bisa diganti dengan video, webinar, buku, dll.

 Sumber: email Fikry Fatullah
Share:

Memerangi Perang Harga

Gambar diambil dari guardvest.com 

Bismillah...
Ada yang nanya.
"Mas, Kirim.Email​ gitu muncul, harganya 3x - 6x lipat layanan lokal sejenis. Harganya malah mepet ke layanan luar negri.
Abis itu bayarnya bulanan lagi. Kok bisa banyak yang pake, sampe ribuan gitu?"
Saya salah satunya belajarnya sama sahabat saya: Rico Huang​.
Cari tulisan dan video beliau soal price war.
Tulisannya jangan dibacain aja ya, praktekin, ga usah banyak2, 1-2 jurus aja.
Intinya...
Ga ada yang menang dalam perang harga.
Kitanya rugi, rezeki kompetitor juga kita ganggu, produknya jadi hina, konsumennya ga dapet value yang bagus.
Bahkan konsumen bisa ga dapet produk sama sekali kalo kita sama kompetitor kita bangkrut akibat perang harga.
Ga ada yang menang.
Untuk memerangi perang harga:
PERTAMA: value kita harus bagus.
Pemahamannya bisa berguru ke sahabat saya: Rendy Saputra​.
Ini fundamental banget, karena bisnis itu esensinya adalah pertukaran value. Dan produk adalah SALAH SATU bagian dari value itu.
BUKAN SATU-SATUNYA.
Kita TIDAK PERNAH hanya jualan produk, catet.
KEDUA: Agar Valuenya bagus, Proses bisnis sama SDM juga harus solid dan seamless.
Disaat yang sama harus fleksibel.
(apa itu mas? kok banyak bahasa Inggrisnya? Mbuh lah Google aja, enak bilangnya, gaya.)
Saya selama 4 tahun ini dapet tempat duduk VVIP untuk belajar proses dan SDM bisnis langsung dari mas Jaya Setiabudi​ saat bareng2 bangun YukBisnis​.
Alhamdulillah, sebuah kemewahan banget untuk saya...
Ibarat Kalo di kelas, saya murid yg duduk paling depan dan yang bikin sekelas batal untuk pulang cepat karena terlalu banyak nanya.
Masalah bisnis yang paling menantang hanya akan 2 hal: masalah proses dan masalah SDM. - Hiten Shah​.
KETIGA: persepsi bagusnya pasar/ calon pembeli.
Mas J selalu nanya ke saya:
Bagus menurut siapa? Bener menurut siapa?
Inilah persepsi.
Tukang mainin persepsi ya siapa lagi? Ya belajar sama Dewa Eka Prayoga.
Persepsi adalah realita. Bangun dunia ideal yang ada di kepala kita ke dalam kepala calon pembeli kita.
KEEMPAT: Traffic dan aset.
Kuasai gimana cara datengin traffic dan bangun asset online.
Bahkan sebelum KIRIM.EMAIL berdiri, saya udah punya pembelinya.
karena saya punya aset: email list yang hubungannya sangat dekat dengan saya.
Saya tinggal tanya:
pengen apa?
Mereka jawab:
pengen bisa ngirim email kaya mas Fikry.
Ya saya penuhi.
*disclaimer:
contoh proses diatas adalah hasil oversimplifikasi saya pribadi. Tentusaja pertanyaannya ga kaya gitu dan jawabannya ga sesederhana itu.
Saya petik kata-katanya Steve Blank​:
Produk yang bagus adalah yang LAHIR DARI PASAR.
Jadi tugas kita adalah jadi BIDAN yang membantu lahiran produk, dari hasil percampuran antara masalah yang dihadapi dan solusi yang diharapkan pasar.
Bangun aset digital Anda sekarang.
Bagaimana caranya udah lengkap saya bongkar didalam KIRIM.EMAIL, daftar disini >> http://kirim.email
KELIMA: de-commodetized.
Ini apa lagi mas?
Ini bahasnya bisa satu tulisan sendiri, nantilah ya....
Saya belajarnya dari Jason Fried​.
Kok banyak banget yang mau dipelajari mas? Aku ga bisa diginiin...
Tiru mahasiswa: SKS.
Sistem Kebut Semalem.
Disitu mau ujian disitu belajarnya.
Bisnis itu cara belajar terbaik menurut saya ya kaya gitu.
Jangan dipelajari semua sekaligus.
Inovasi, tim yang solid dan bahagia, tools2 yang bagus, semua butuh duit.
Kalo kita perang harga, kita bisa kehilangan duit untuk membuat produk dan value yang bagus.
jangan perang harga!
Sekarang tinggal ikuti kata pemimpin kita:
Kerja, kerja, kerja!
Catatan: saya serius, bangun aset digital Anda sekarang walaupun belum memiliki produk. Saya sudah membahas lengkap bagaimana caranya didalam KIRIM.EMAIL. Daftar disini >> http://kirim.email
Selamat perang.
Sumber: email Fikry Fatullah

Share: